Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan
menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang
digunakan adalah:
1.
Sistem Periodik yaitu pada setiap akhir periode dilakukan
perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir.
Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang
yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan
dengan suatu tingkat harga/biaya.
Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki
karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil.
Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan
pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis,
aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka
ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus
mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi
tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat
diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang meMudahkan
pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko
retail.
2.
Sistem Permanen yaitu melakukan pembukuan atas
persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap
transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual
ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi
untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga
perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat
mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga
elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave)
Perbedaan penggunaan kedua metode adalah pada akun yang
digunakan untuk mencatat pembelian persediaan. Pada system pencatatan
periodik pembelian persediaan dicatat dengan mendebit akun pembelian
sehingga pada kahir periode akan dilakukan penyesuaian untuk mencatat
harga pokok barang yang dijual dan melaporkan nilai persediaan pada akhir
periode. Contoh, pembelian secara tunai selama tahun 2011 senilai
Rp1.000.000,00. Persediaan akhir periode 2010 adalah Rp250.000,00.
Perhitungan fisik menunjukkan saldo persediaan pada akhir 2011 adalah
Rp300.000,00. Maka jurnal yang dibuat sbb:
Pembelian 1.000.000,-
Kas 1.000.000,-
(mencatat pembelian persediaan selama tahun2002)
Jurnal penyesuaian yang dibuat:
Harga pokok persediaan yang dijual 250.000,-
Persediaan (awal) 250.000,-
(menyesuaikan persediaan awal periode)
Harga pokok persediaan yang dijual 1.000.000,-
Pembelian 1.000.000,-
(menyesuaikan pembelian persediaan terhadap harga pokok)
Persediaan (akhir) 300.000,-
Harga pokok persediaan yang dijual 300.000,-
(menyesuaikan persediaan akhir periode)
Apabila perusahaan menggunakan system perpertual maka tidak diperlukan
jurnal penyesuain seperti di atas karena pembelian dan penjualan langsung
dicatat ke akun persediaan sehingga harga pokok persediaan yang dijual
maupun nilai persediaan akhir sudah tercermin dalam buku besar.
Persediaan 1.000.000,-
Kas 1.000.000,-
(mencatat pembelian persediaan selama tahun 2002)
Harga pokok persediaan yang dijual 950.000,-
Persediaan 950.000
(mencatat harga pokok barang yang dijual)*
* perhitungan harga pokok barang yang dijual = 250.000+1.000.000-300.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar